Diantara batik yang ditampilkan, juga terlihat dua kain batik Hokokai, yakni batik yang dikembangkan pada masa penjajahan Jepang periode tahun 1942-1945.
     Meski terkadang ada motif bunga Sakura dalam Batik Hokokai, namun secara keseluruhan tidak ada pengaruh khusus desain Jepang. Namun cenderung sebagai bagian dari proses evolusi batik di daerah Pantai Utara Jawa yang sebelumnya sudah dipengaruhi oleh motif Cina dan Eropa.

     Motif Batik Hokokai biasanya diisi rapat dengan ragam hias, menggunakan latar belakang yang penuh dan memasukan motif bunga-bungaan dengan warna cerah, seperti bunga sakura, krisan, mawar, lili, anggrek dan teratai.

date Jumat, 25 Maret 2011

1.Batik Madura
   Batik Madura, punya ciri khas tersendiri. Sebagai pulau penghasil garam mempunyai ciri khas warna-warna yang cerah dan motif yang beragam menunjukkan karakter masyarakat lokal. Warna batiknya adalah warna-warna berani, mulai dari merah, hijau, kuning dan biru. Batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Motif batik Madura berbeda karena pengaruh dari daerah pinggiran, seperti gambar burung.
Batik Madura juga memiliki cerita masing-masing. Misal, batik tipe Tasik Malaya diadopsi dari cerita penantian seorang istri terhadap suaminya. Kemudian terdapat pula cerita tentang panji suci, nyiur melambai, tar poteh yang memiliki latar putih bermakna sebagai kesucian seorang wanita serta cah keneh yaitu perempuan cantik dari Cina.
Kebanggaan menjadi Indonesia itu dapat diwujudkan antara lain melalui kecintaan terhadap karya seni Indonesia berupa musik, kecintaan terhadap cita rasa Indonesia dalam aneka hidangan Indonesia, dan juga kecintaan terhadap batik sebagai corak khas busana nusantara yang dapat ditemui di banyak daerah di Indonesia.
2.Batik solo
   Laweyen adalah salah satu sentral Batik di Solo. Kampung ini Tentunya ada banyak sekali sejarah yang tertinggal di kapung ini dan menjadi icon Batik Solo.
Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitanya abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, oleh masyarakat batik dikembangkan menjadi komoditi perdagangan.
Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”

Batik merupakan hasil karya seni tradisional yang banyak ditekuni masyarakat Laweyan. Sejak abad ke-19 kampung ini sudah dikenal sebagai kampung batik. Itulah sebabnya kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung juragan batik yang mencapai kejayaannya di era tahun 70-an. Menurut Alpha yang juga pengelola Batik Mahkota.
Di kawasan Laweyan ada Kampung Laweyan, Tegalsari, Tegalayu, Batikan, dan Jongke, yang penduduknya banyak yang menjadi produsen dan pedagang batik, sejak dulu sampai sekarang. Di sinilah tempat berdirinya Syarekat Dagang Islam, asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh para produsen dan pedagang batik pribumi, pada tahun 1912.
Bekas kejayaan para saudagar batik pribumi tempo doeloe yang biasa disebut ‘Gal Gendhu’ ini bisa dilihat dari peninggalan rumah mewahnya. Di kawasan ini, mereka memang menunjukkan kejayaannya dengan berlomba membangun rumah besar yang mewah dengan arsitektur cantik.
Kawasan Laweyan dilewati Jalan Dr Rajiman, yang berada di poros Keraton Kasunanan Surakarta – bekas Keraton Mataram di Kartasura. Dari Jalan Dr Rajiman ini, banyak terlihat tembok tinggi yang menutupi rumah-rumah besar, dengan pintu gerbang besar dari kayu yang disebut regol. Sepintas tak terlalu menarik, bahkan banyak yang kusam. Tapi begitu regol dibuka, barulah tampak bangunan rumah besar dengan arsitektur yang indah. Biasanya terdiri dari bangunan utama di tengah, bangunan sayap di kanan-kirinya, dan bangunan pendukung di belakangnya, serta halaman depan yang luas.
Dengan bentuk arsitektur, kemewahan material, dan keindahan ornamennya, seolah para raja batik zaman dulu mau menunjukkan kemampuannya untuk membangun istananya, meski dalam skala yang mini. Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah rumah besar bekas saudagar batik yang terletak di pinggir Jalan Dr Rajiman, yang dirawat dan dijadikan homestay Roemahkoe yang dilengkapi restoran Lestari.
Tentu saja tak semuanya bisa membangun “istana” yang luas, karena di kanan-kirinya adalah lahan tetangga yang juga membangun “istana”-nya sendiri-sendiri. Alhasil, kawasan ini dipenuhi dengan berbagai istana mini, yang hanya dipisahkan oleh tembok tinggi dan gang-gang sempit. Semangat berlomba membangun rumah mewah ini tampaknya mengabaikan pentingnya ruang publik. Jalan-jalan kampung menjadi sangat sempit. Terbentuklah banyak gang dengan lorong sempit yang hanya cukup dilewati satu orang atau sepeda motor.
Tapi di sinilah uniknya. Menelusuri lorong-lorong sempit di antara tembok tinggi rumah-rumah kuno ini sangat mengasyikkan. Kita seolah berjalan di antara monumen sejarah kejayaan pedagang batik tempo doeloe. Pola lorong-lorong sempit yang diapit tembok rumah gedongan yang tinggi semacam ini juga terdapat di kawasan Kauman, Kemlayan, dan Pasar Kliwon. Karena mengasyikkan, menelusuri lorong-lorong sejarah kejayaan Laweyan yang eksotis ini bisa menghabiskan waktu. Apalagi jika Anda melongok ke dalam, melihat isi dan keindahan ornamen semua “istana” di kawasan ini.
Tapi sayangnya satu per satu bangunan kuno yang berarsitektur cantik, hancur digempur zaman, digantikan ruko atau bangunan komersial baru yang arsitekturnya sama sekali tidak jelas. Pemerintah daerah setempat tak bertindak apa pun menghadapi kerusakan artefak sejarah ini. Bahkan bekas rumah Ketua Sarekat Dagang Islam H. Samanhoedi, yang seharusnya dilindungi sebagai saksi sejarah, sudah tidak utuh lagi, bagian depannya digempur habis. Bekas istana Mataram di Kartasura juga dibiarkan hancur berantakan.
Pasar Klewer merupakan salah satu ikon kota solo. Pasar ini setiap harinya sangat ramai di kunjungi oleh para pembeli yang datang dari berbagai kota. Pasar klewer juga termasuk tempat yang bersejarah dan memilki seni yang tinggi. disini dapat kita temui berbagai macam produksi konveksi yang ada di wilayah solo dan sekitarnya. di sini juga banyak di jual batik dari produk dari solo sendiri maupun daerah lain.  Pasar klewer memang tidak bisa di pisahkan dari kerajinan batik solo.

date

Macam-macam patung dapat dibedakan berdasarkan bahan, kegunaan, maksud, dan tujuan pemasangan patung tersebut di suatu tempat. Pembuatan patung bisa jadi sebagai penghormatan terhadap para pahlawan yang bisa berbentuk utuh sebadan maupun hanya sedada.

Patung-patung tersebut tak jarang juga dilengkapi dengan hewan tunggangan seperti kuda. Patung Pangeran Diponegoro adalah salah satu contoh patung yang dilengkapi dengan kuda.

Pembuatan patung tersebut bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di Bukit Unggasan, Jimbaran, Bali, adalah contoh pembuatan patung raksasa yang tidak saja memakan waktu yang sangat lama, tapi juga dana yang tidak sedikit.

Bahan

Indonesia sangat kaya dengan perajin patung hebat yang mampu memanfaatkan setiap bahan yang ada di bumi pertiwi ini. Bentuk patung yang beraneka ragam tercipta dari tangan-tangan terampil yang kreatif tersebut.

    * Akar bambu

Akar bambu yang berbentuk sangat khas, telah membuat beberapa pematung tergelitik untuk memanfaatkannya. Patung hewan-hewan seperti bebek dengan berbagai pose bisa tercipta dari akar bambu.

    * Kelapa kopong

Kelapa kopong alias kelapa tak tumbuh pun ternyata bisa dibuat patung. Terutama patung monyet dalam berbagai rupa, hingga patung wajah pak Janggut (sebuah karakter dalam cerita anak Bobo).

    * Kayu

Kayu mungkin menjadi salah satu bahan favorit yang digunakan para pematung dalam membuat karakter untuk patung-patungnya. Topeng pun dibuat dari bahan kayu ini. Selain itu, kelembutan kayu dan mudahnya pembentukan, membuat kayu menjadi bahan utama pembuatan patung.

Bahan-bahan lain pembuat patung yang mempunyai harga yang lumayan mahal, adalah patung-patung yang terbuat dari logam mulia atau campuran logam mulia, semisal emas, perunggu, dan perak.

Kegunaan

Patung ada yang dibuat sebagai alat beribadah seperti yang digunakan oleh umat-umat Nasrani, Buddha, Hindu, dan Konghuchu. Penggunaan patung yang di letakkan di tempat-tempat ibadah, seperti, gereja, kuil, candi, dan klenteng merupakan sebuah bentuk penghormatan dan sarana agar ibadah semakin khusyuk. Patung-patung tersebut dibuat begitu hidup dengan pandangan mata yang teduh dan menenangkan jiwa.

Penampilan patung yang terkesan hidup tersebut akan membuat orang-orang yang beribadah di tempat itu serasa benar-benar dilihat dan diperhatikan oleh sang maha kuasa. Patung-patung tersebut juga seolah-olah berpakaian sesuai dengan tuntunan di dalam kitab suci masing-masing agama.

Tujuan

Pada zaman pemerintahan orde lama dan orde baru, pembuatan patung begitu semarak. Di Jakarta saja, mungkin ada ratusan patung berukuran kecil, sedang, dan besar. Patung-patung tersebut dibuat dengan tujuan tertentu dan sebagai monumen peringatan.

Ada patung selamat datang, patung pak tani, patung para pahlawan, dan patung-patung yang diletakkan di gerbang-gerbang perumahan serta di taman-taman sebagai penghias. Patung-patung juga dibuat di tengah lingkaran sebagai penanda sebuah cluster perumahan seperti yang ada kompleks perumahan Citra Raya, Tangerang.

Patung juga ada yang dibuat sebagai ‘penjaga’ seperti yang bisa dilihat di gedung-gedung dan di rumah-rumah. Patung-patung tersebut bisa berupa patung Ganesha (patung gajah) atau patung-patung yang terinspirasi dari cerita pewayangan dan Ramayana.

date Selasa, 01 Maret 2011